Paviliun Cahaya, Lagu Laut: Pameran Stella Zhong dan ikkibawiKrrr di ROH Galeri

ROH mempersembahkan Free-Range Suns, pameran tunggal karya seniman Stella Zhong, yang menampilkan karya-karya patung kontemporer yang memukau. Sejak pameran pertamanya, Zhong telah mencuri perhatian dunia seni dengan lingkungan tak dapat dihuni yang penuh dengan distorsi skalar, persepsi, dan temporal, bergerak secara tak terduga antara ruang kosong dan puing kosmik. Dalam pameran perdananya di ROH, Free-Range Suns menghadirkan karya-karya unggulan Zhong sekaligus eksperimen dalam metode produksi baru, yang ditopang oleh sebuah paviliun khusus lokasi—intervensi arsitektural terbesar Zhong hingga saat ini. Pameran ini berlangsung pada 27 September – 9 November 2025.

Patung-patung Zhong menciptakan dunia-dunia tertutup yang saling memainkan dan menyangkal satu sama lain, membentuk bahasa objek yang khas dan hanya dapat ditemui pada titik ekstremnya. Kehadiran dan posisi karya-karyanya menuntut perhatian penuh, dengan objek-objek yang tampak melayang oleh kekuatan tak diketahui atau tersembunyi di dalam ruang tertutup. Di tengah keheningan, kondisi eksistensial dan politik yang tidak stabil berdengung, menciptakan pengalaman yang mendalam.

Pusat pameran ini adalah karya utama berjudul sama, sebuah struktur setinggi lebih dari lima meter dengan fasad kaca emas yang memantulkan cahaya langsung. Terlalu besar untuk sekadar model, namun terlalu kecil untuk menjadi nyata, “gedung pencakar langit” ini menggambarkan imajinasi ahistoris yang terinspirasi dari laboratorium urban seperti Jakarta dan Shenzhen, tempat Zhong dibesarkan. Objek perifer dan suara lagu samar memperkuat absennya kehadiran manusia, mengundang refleksi personal dan ontologis.

Pameran ini juga didampingi oleh publikasi berjudul stella, dirancang oleh Kyla Arsadjaja, dengan esai dan wawancara dari Sheau Yun Lim, CJ Salapare, dan Martin Germann, yang memperkaya konstelasi karya Zhong yang amorf dan bebas.

B-side: Kolaborasi Perdana dengan ikkibawiKrrr
Di sisi lain, b-side ROH Project di pasar antik Jl. Surabaya, Jakarta mempersembahkan kolaborasi pertamanya dengan kolektif riset visual asal Korea, ikkibawiKrrr, melalui instalasi multimedia mereka Seaweed Story (2022). Pertama kali dipamerkan di documenta fifteen, instalasi ini berfokus pada haenyeo, para penyelam perempuan dari Pulau Jeju, yang melalui lagu dan patung menggambarkan kehidupan sehari-hari mereka sekaligus menjadi bentuk penghiburan terhadap pulau yang terluka. Seaweed Story mengajak pengunjung menyelami narasi yang intim dan puitis tentang ketahanan dan hubungan manusia dengan lingkungan.

Dok. Artive.id

IkkibawiKrrr, didirikan pada 2021 oleh Gyeol Ko, Jungwon Kim, dan Jieun Cho, mengambil nama dari gabungan “ikki” (lumut dalam bahasa Korea), “bawi” (batu), dan “Krrr” (onomatope yang menggambarkan gerakan menggelinding). Kolektif ini dikenal karena pendekatan riset visual mereka yang inovatif, menggabungkan elemen budaya, sejarah, dan alam dalam karya-karya yang mendalam dan menggugah.

Tentang Stella Zhong
Lahir pada 1993 di Tiongkok, Stella Zhong kini tinggal dan bekerja di New York, NY. Ia meraih gelar BFA dalam bidang Kaca dari Rhode Island School of Design dan MFA dalam bidang Patung dari Yale University. Karyanya menggabungkan bidang luas dan objek partikulat dalam bentuk-bentuk yang mendekati geometris, infrastruktur, hingga tampak hidup atau bahkan dapat dimakan. Dengan pendekatan yang melibatkan fisika, arsitektur, dan imajinasi personal yang penuh permainan, Zhong menciptakan ruang-ruang yang memecah batas-batas definisi, menuju ranah metafisik yang penuh ketidakstabilan dan keajaiban.

Zhong telah mengadakan pameran tunggal di berbagai institusi ternama seperti Antenna Space, Shanghai; The Intermission, Piraeus; Chapter NY; Fanta-MLN, Milan; Adams and Ollman, Portland, OR; dan Guan Shan Yue Art Museum, Shenzhen. Karyanya juga telah dipamerkan secara internasional di The Powerstation, Dallas; Leeum Museum of Art, Seoul; SculptureCenter, Queens, NY; dan banyak lagi. Ulasan tentang karya Zhong telah dimuat di FlashArt, ArtAsiaPacific, Mousse Magazine, The New York Times, dan Art in America.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *